Jangan Lupa diri. klo gunung ada puncak tertinggi, level manusia tidak bisa diukur

Photo by Kiy Turk on Unsplash

Ketika kita berbicara gunung pasti bisa kita sebutkan bahwa gunung tertinggi adalah gunung Everest. namun apakah kita bisa menyebutkan manusia terpintar dalam sejarah kebudayaan manusia? meski ada beberapa kajian dan artikel ilmiah yang menyebutkan IQ tertinggi di miliki oleh seseorang namun percayalah tolak ukur kepintaran dari masa kemasa itu berbeda. jadi, klo kita mengatakan si A itu jenius, pintar dan lain lain itu adalah masa dan zamannya saat itu. tidak ada jaminan bahwa dia akan menyandang status orang terpintar itu selamanya. berbeda halnya dengan gunung everest, dari taun ke tahun tidak akan ada yg menggantikan (kecuali gunungnya kiamat sob). 😀

Ok, mungkin artikel saya sedikit membingungkan. intinya begini sob, Manusia itu harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena dan Tinta (untuk mencatat hadits dan faedah ilmiyah, pent) meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Manaaqibu Ahmad, karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400)

Beliau juga pernah berkata:

“Aku akan terus-menerus menuntut ilmu agama sampai aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Syarofu Ashhaabi Al-Hadiits, karya Al-Khothib Al-Baghdadi hal.136).

Ingatkah kita akan kejadian yang menimpa Nokia, Friendster dan akhir-akhir ini Yahoo?.  yang belum mendengar atau tidak tau ceritanya silakan googling sendiri yah. Meskipun sebetulnya mereka tidak berhenti belajar, namun karena kurangnya improvisasi dan inovasi, akhirnya mereka pun kalah bersaing. (padahal kedua hal itu adalah bagian dari proses yang harus dipelajari),

kesimpulannya, siapapun anda saat ini jangan pernah kehilangan semangat untuk terus belajar. Proses belajar itu tidak seperti makan, saat anda makan maka pada saat itulah anda akan merasa kenyang. Belajar itu butuh proses dan kesabaran. Apa yang kita pelajari hari ini, akan berdampak 5-10 tahun ke depan. Fokuslah untuk memperbaiki diri daripada mengejar orang lain. Ketika kita mengejar sesuatu, maka kita akan merasa puasa ketika sudah mencapai puncak. tapi ketika kita mencukupkan untuk selalu lebih baik dari diri kita sediri, maka setiap hari value diri akan bertambah.

Tulisan diatas hanyalah pendapat penulis yang suka ikut mengkritisi diri sendiri dan sekitar. pendapat diatas bisa jadi salah, sesat dan banyak lain efek samping yang akan dirasakan. jikalau merasa bermanfaat silakan dibagikan dan diteruskan lagi agar menjadi ladang pahala bagi penulis, klo ada sesuatu yang kurang berkenan mohon berikan masukan kepada penulis agar bisa memperbaiki di kemudian hari.